Dell - Inspiron Desktop - Amd Ryzen 7 1800x Review
Awal tahun 2017 ini merupakan momen yang ditunggu-tunggu bagi kalangan PC enthusiast, terutama penggemar prosesor AMD. Ya, inilah momen di mana AMD mengeluarkan prosesor side by side-gen high-operation mereka! Tentu saja, prosesor yang dimaksud tidak lain adalah AMD Ryzen.
AMD: v Tahun Terakhir
Melihat track record AMD beberapa tahun ke belakang, AMD merilis prosesor AMD FX-series dengan arsitektur 'Bulldozer' pada tahun 2011. Prosesor flagship mereka saat itu (FX-8150), dikenal sebagai prosesor yang memiliki jumlah core terbanyak untuk kelas desktop saat itu dengan mengusung 8 core.
Sayangnya, desain dari AMD tersebut memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya tidak terlalu pop, seperti:
- Jumlah core banyak, tetapi performa per core rendah (a.k.a single-threaded performance)
- Suhu kerja cukup tinggi
- Konsumsi daya besar
- Performa per clock (a.m.a IPC, Instruction per clock) relatif di bawah prosesor lain di eranya.
FX-8150 yang saat itu harus bersaing dengan Core i7-2600K 'Sandy Bridge', meski bisa mengejar di beberapa aplikasi/criterion, mendapat 'stigma' buruk dari PC enthusiast yang melihat bahwa prosesor eight core besutan AMD tersebut hanya memiliki performa sedikit di bawah solusi Intel yang 'hanya' memiliki 4 core, tetapi bisa memproses eight-thread dengan teknologi SMT (Simultaneous Multi-threading a.k.a HyperThreading).
Mengingat pada masa itu banyak aplikasi dan game yang kurang memanfaatkan jumlah cadre yang banyak, kelemahan dari desain AMD FX makin terlihat. Secara sederhana, sebuah 'core' prosesor harusnya memiliki satu set integer unit of measurement, dan satu set floating-point unit. Bulldozer memiliki rancangan yang berbeda, di mana mereka memiliki sebuah 'CMTmodule' yang berisikan 2 integer unit('core'), dan i floating-point unit yang dishare dalam satu CMT Module. Hal ini membuat AMD menggunakan empat modul untuk mendapatkan konfigurasi eight 'core'. Sayangnya, dengan desain seperti ini, FX memiliki integer functioning yang lumayan baik saat semua 'core' di-load, tetapi performa floating point-nya relatif rendah.
Desain ini sendiri pernah dicoba untuk diperbaiki pada FX-8350 'Vishera' dengan arsitektur bernama 'PileDriver'. Namun, performanya masih belum begitu bersaing dengan Intel 'Ivy Bridge' yang jadi lawannya dari era yang sama. Berikutnya, ditemukan bahwa desain AMD FX ini akan bekerja optimal dan membuatnya lebih kompetitif dengan berbagai prosesor di masanya pada clockspeed tinggi. Namun, untuk mencapai clockspeed tinggi tersebut konsumsi daya yang besar menjadi akibatnya. AMD FX-9590 dikenal sebagai prosesor FX beperforma tertinggi dari AMD sejak tahun 2013, dengan clockspeed 5 Ghz out-of-the-box . Sayangnya, prosesor dengan TDP 220 W tersebut terlupakan karena konsumsi dayanya yang masif, terkenal menyiksa regulator daya di motherboard, dan juga lebih banyak prosesor lain lebih efisien darinya, seperti Intel 'Haswell' yang keluar di tahun yang sama dengan FX-9590.
Sejak 2012-2013, AMD tidak memperbarui lini FX dan platform AM3+ nya dengan prosesor berarsitektur baru. Pada tahun berikutnya, mereka memang sempat mengeluarkan 2 buah revisi arsitektur, yakni 'Steamroller' dan 'Excavator'. Sayangnya kedua arsitektur ini tidak dirilis untuk PC beperforma tinggi, melainkan didesain untuk menjadi sebuah APU (Accelerated Processing Unit), yang merupakan CPU dengan GPU terintegrasi yang kencang. CPU Steamroller 4 core digunakan untuk AMD APU 'Kaveri' dan Athlon X4 desktop, sedangkan CPU Excavator 4 cadre digunakan untuk APU Carrizo dan Bristol Ridge yang dirilis hanya untuk notebook.
AMD FX, satu-satunya solusi high-operation dari AMD, ditawarkan dengan harga yang makin murah setiap tahun, dan platform ini menarik bagi pengguna yang mengincar performa multi-core yang baik dengan harga terjangkau (untuk game berbasis API DX12 yang memanfaatkan multi-cadre misalnya). Namun, bisa ditebak, akhirnya lebih banyak yang memilih solusi prosesor Intel karena efisiensi daya dan performa lebih baik.
Baru pada tahun 2017, bertahun-tahun setelah AMD FX, akhirnya AMD memiliki jawaban untuk menghadapi Intel pada segmen high-performance CPU, dengan arsitektur bernama 'Zen'. Prosesor-nya sendiri disebut sebagai AMD Ryzen.
Ryzen vii 1800X Review Kit: Akhirnya Tiba!
Di sebuah ajang bernama AMD Ryzen Tech Day yang diselenggarakan di San Francisco, 21 Februari 2017 lalu, AMD menyatakan bahwa CPU Ryzen mereka sudah siap rilis. Mereka juga memberikan sebuah sample review kit kepada reviewer yang mendapat kehormatan untuk diundang ke ajang tersebut. (Yaaaaaaay!)
Tidak seperti biasanya di mana review kit hanya berisi prosesor, kali ini AMD ingin memastikan bahwa semua reviewer-nya mendapat sistem yang sudah dipastikan untuk berjalan dengan optimal. Jadi, mereka juga menyertakan motherboard dan RAM DDR4 kit, serta HSF third political party di dalam review kit tersebut. Seri prosesor Ryzen yang pertama kali dirilis adalah Ryzen 7, yakni lini high-end yang memiliki konfigurasi eight-cadre 16-thread.
Review kit yang kami terima berisi komponen:
- AMD Ryzen 7 1800X (retail version)
- Motherboard Gigabyte Aorus AX370-Gaming 5
- RAM Corsair Vengeance DDR4-3000 CL15 2x8GB
- Libation Noctua NH-U12S SE-AM4 (+NF-F12 IndustrialPPC-2000 PWM Fan)
Gallery
Printing Kit Box
CPU
Motherboard
RAM
HSF
Setelah penantian yang panjang, mari kita uji prosesor yang menentukan masa depan AMD dalam beberapa tahun ke depan ini!
Source: https://www.jagatreview.com/2017/03/review-prosesor-amd-ryzen-7-1800x/
0 Response to "Dell - Inspiron Desktop - Amd Ryzen 7 1800x Review"
Post a Comment